Menu

Dark Mode
Gubernur Khofifah Optimis Perguruan Silat Perkuat Pilar Persatuan dan Kesatuan Bangsa Jelang Peluncuran dan Operasional 14 Juli Mendatang, Gubernur Khofifah Pastikan  Kesiapan 19  Sekolah Rakyat di Jatim Lantik Anggota KPID Jatim, Gubernur Khofifah Ajak Wujudkan Ruang Digital Yang Sehat Kemkomdigi Siapkan Pengamanan Sistem Digitalisasi Bansos Dirjen Bimas Islam: Lebaran Yatim Jadi Inovasi Sosial untuk Anak Yatim dan Difabel ’Telesapa Madura’ Inovasi Solutif di Tahun Keenam Layanan Kesehatan Bergerak Gagasan Gubernur Khofifah

Ekonomi & Bisnis

Sektor Pertanian Bakal Topang Pertumbuhan Ekonomi 2025

badge-check


					Sektor Pertanian Bakal Topang Pertumbuhan Ekonomi 2025 Perbesar

Jakarta – Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu menyatakan sektor pertanian akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025.

Berdasarkan data resmi Perum Bulog per 13 Mei 2025 stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) mencapai 3.701.006 ton. Jumlah ini menjadikannya angka tertinggi sepanjang sejarah, tertinggi dalam 57 tahun terakhir.

Lonjakan cadangan ini sebagai hasil nyata kerja keras semua pihak, mulai dari petani, pemerintah pusat dan daerah, hingga Bulog dan jajaran yang aktif menyerap hasil panen petani di lapangan.

Febrio menyampaikan pada Triwulan I 2025 pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat hanya 4,87 persen. Menariknya, sektor pertanian tumbuh signifikan mencapai 10,45 persen menjadi yang tertinggi pertama dalam sejarah.

“Pertumbuhan ekonomi 4,87 persen dan nampaknya menekankan itu sektor-sektor yang langsung terkena ancaman global,” kata Febrio dalam diskusi Double Check dengan tema “Stimulus Ekonomi Bisa Dongkrak Ekonomi Rakyat?” yang digelar DPP Gerakan Milenial Pecinta Tanah Air (Gempita) di Museum Toeti Heraty di Jakarta, Sabtu (28/6/2025).

“Tetapi yang sangat menarik dan harusnya ini sering kita bahas, sektor pertanian tumbuh mencapai 10,45 persen, sepanjang sejarah belum pernah,” tambah Dirjen Febrio Kacaribu.

Dibandingkan dalam 10 tahun terakhir, lanjut Febrio mengatakan sektor ekonomi selalu negatif, berbeda dengan tahun ini yang melonjak hingga 10,45 persen.

“Bahkan kalau lihat 10 tahun terakhir bukan hanya tumbuhnya rendah tumbuhnya selalu negatif, makanya sering kita impor beras, impor jagung,” kata Dirjen Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu tersebut.

Lalu apa penyebab sektor pertanian bisa begitu produktif? Dirjen Febrio menjelaskan salah satunya adalah pemangkasan peraturan. “Apa yang terjadi pada Triwulan I 2025, banyak sekali peraturan tentang penyaluran pupuk, 145 peraturan dipotong ditebas habis jadi satu Perpres,” katanya.

“Akhirnya yang terjadi penyaluran pupuk di masa tanam di masa panen itu menghasilkan produksi pertanian kita khususnya beras itu meningkat lebih dari 15 persen di banding tahun lalu, Itu yang membuat pertanian kita menjadi tumpuan di tahun 2025,” lanjut Febrio Kacaribu.

Baca Lainnya

Salurkan BLT Rp 5,57 Miliar untuk 4.207 Buruh Rokok di Surabaya, Gubernur Khofifah: Wujud Negara Hadir Sejahterakan Pekerja Industri Hasil Tembakau

5 July 2025 - 03:05 WIB

Kementerian ATR/BPN Tegaskan tidak Ada UU yang Membolehkan Privatisasi Pulau di Indonesia

4 July 2025 - 13:11 WIB

Presiden Prabowo Percepat Realisasi Proyek SRRL Surabaya-Sidoarjo dan Jalur Ganda Wonokromo-Sepanjang, Gubernur Khofifah: Alhamdulillah, Konstruksi Siap Dimulai 2027

4 July 2025 - 06:54 WIB

Berita Populer di Ekonomi & Bisnis