Jakarta — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama Komisi X DPR RI mendorong percepatan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7 KAIH) di Jawa Barat. Inisiatif ini dirancang sebagai fondasi pembentukan karakter anak sejak dini agar lahir generasi sehat, cerdas, dan tangguh menuju Indonesia Emas 2045.
Sosialisasi yang digelar di Bandung, Jawa Barat pada Minggu (21/9/2025) diikuti 126 peserta dari unsur Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, guru, tenaga kependidikan, dan komite sekolah. Kegiatan ini menjadi bukti nyata sinergi pemerintah pusat, legislatif, dan daerah dalam memperkuat pembangunan karakter bangsa di era digital.
Staf Khusus Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Bidang Komunikasi dan Media, Ma’ruf, menegaskan bahwa 7 KAIH bukan sekadar slogan, tetapi rutinitas sederhana yang harus dilakukan secara konsisten di rumah, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. “Karakter lahir dari kebiasaan. Jika 7 KAIH diterapkan bersama, anak-anak akan tumbuh sehat, disiplin, dan berdaya saing,” ujarnya.
Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikdasmen, Rusprita Putri Utami, menambahkan bahwa gerakan ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya penguatan sumber daya manusia, pendidikan, dan karakter bangsa. “Kami mengajak keluarga, sekolah, masyarakat, dan media bersama-sama membiasakan 7 KAIH agar terbentuk generasi tangguh menuju Indonesia Emas 2045,” katanya.
Anggota Komisi X DPR RI, Habib Syarief Muhammad, menilai gerakan ini sebagai pondasi masa depan bangsa. “Ketika kita bicara karakter anak, sejatinya kita sedang bicara masa depan bangsa. 7 KAIH bukan sekadar rutinitas, melainkan orkestra kehidupan yang harmonis dan penuh makna,” tuturnya.
Di tingkat daerah, Kepala Bidang GTK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Firman Oktora, menegaskan bahwa gerakan ini selaras dengan visi Jabar mencetak SDM unggul yang cageur, bageur, bener, pinter, dan singer. “Dengan SDM unggul, anak-anak Jawa Barat siap menghadapi setiap perubahan zaman,” jelasnya.
Kepala SMAN 5 Bandung, Heru Ekowati, memaparkan implementasi 7 KAIH melalui aktivitas harian di sekolah, mulai dari bangun dan sapa pagi, pembinaan budi pekerti, kegiatan keagamaan, olahraga, makan sehat, literasi, bakti sosial, hingga edukasi tidur cukup. “Kami integrasikan dalam budaya sekolah agar anak terbiasa sejak dini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala TK Assalam, Farida Utami, menuturkan bahwa keberhasilan penerapan 7 KAIH sangat bergantung pada kolaborasi guru dan orang tua. “Anak-anak bersemangat menceritakan kebiasaan baik yang dilakukan. Orang tua pun aktif memberi laporan perkembangan anak di rumah,” ungkapnya.
Pelaksanaan gerakan ini juga memperkuat implementasi Surat Edaran Bersama Nomor 1 Tahun 2025 tentang Penguatan Pendidikan Karakter melalui Pembiasaan di Satuan Pendidikan, yang ditandatangani Kemendikdasmen, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Agama.
Kemendikdasmen menegaskan, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar 7 KAIH tidak berhenti pada tataran kampanye, melainkan tumbuh sebagai budaya nasional. Dengan pembiasaan positif yang terintegrasi, gerakan ini diharapkan melahirkan generasi Indonesia yang sehat jasmani, kuat mental, dan siap mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.






