Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) bergerak cepat membantu masyarakat terdampak bencana alam di Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar). Upaya penanganan darurat itu dilakukan dengan memperkuat penyaluran bantuan pangan serta membuka galangan donasi secara luas.
Hingga saat ini, terdapat tiga kategori bantuan yang diupayakan pemerintah, baik yang bersumber dari APBN maupun donasi sukarela lintas pihak.
Kepala Bapanas yang juga Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa langkah percepatan ini merupakan arahan langsung Presiden RI Prabowo Subianto. Amran menyebut program reguler yang telah dijalankan sebelum bencana harus diperkuat, sekaligus ditambah dengan bantuan khusus bencana sesuai permintaan pemerintah daerah.
“Kami sebagai Bapanas mengeluarkan bantuan ke Aceh, Sumut, dan Sumbar. Ada reguler dan nonreguler. Yang reguler itu rutin tiap tahun, sementara nonreguler merupakan tambahan berdasarkan permintaan bupati dan gubernur dari tiga provinsi tersebut,” ujar Amran dalam acara pelepasan bantuan Kementan/Bapanas Peduli di Jakarta, Kamis (11/12/2025).
Amran merinci bahwa bantuan reguler dari pemerintah mencapai Rp918 miliar, terdiri dari beras dan minyak goreng. Sementara bantuan nonreguler yang digulirkan melalui mekanisme bencana bernilai Rp330 miliar. “Totalnya Rp1,249 triliun. Itu dari pemerintah sebagai Bapanas. Dan terakhir, Gubernur Aceh meminta tambahan 10 ribu ton beras. Kami setujui dan langsung kirim,” tegas Amran dalam keterangan yang diterima pada Jumat (12/12/2025).
Program reguler yang telah berjalan sejak Oktober mencakup distribusi 34,3 ribu ton beras dan 6,86 juta liter minyak goreng melalui Perum Bulog untuk tiga provinsi terdampak, dengan total 1.715.126 Penerima Bantuan Pangan (PBP). Sebagai rinciannya: Aceh menerima 10.613,6 ton beras dan 2,122 juta liter minyak goreng untuk 530.682 PBP; Sumatera Utara menerima 16.893,9 ton beras dan 3,378 juta liter minyak goreng untuk 844.696 PBP; dan Sumatera Barat memperoleh 6.794,9 ton beras serta 1,358 juta liter minyak goreng untuk 339.748 PBP.
Sementara itu, program nonreguler memanfaatkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk keperluan bencana. Dengan stok CBP yang kuat, pemerintah memastikan penyaluran dapat dilakukan cepat tanpa hambatan pasokan. Hingga 10 Desember, pagu CBP bencana untuk Aceh mencapai 16,29 ribu ton dan menyasar 1,9 juta jiwa. Sumut menerima 6,53 ribu ton untuk 1,8 juta jiwa, sedangkan Sumbar mendapat 795,7 ton untuk 237 ribu jiwa.
Selain bantuan dari APBN, Kementan dan Bapanas juga menggalang donasi bersama keluarga besar pegawai dan mitra. Total donasi yang terkumpul mencapai Rp75 miliar. “Bantuan dari pegawai dan mitra ini semua dalam bentuk barang. Hari ini dikirim Rp10 miliar, minggu lalu Rp34 miliar. Total sudah Rp44 miliar yang berangkat dalam bentuk barang menggunakan 153 truk,” jelas Amran.
Tahap kedua pengiriman bantuan juga akan diberangkatkan melalui Pelabuhan Tanjung Priok. Paket bantuan mencakup kebutuhan pangan seperti sosis, mie instan, biskuit, snack, sarden, gula, beras, air mineral, hingga berbagai kebutuhan pokok lainnya seperti pakaian, selimut, mukena, handuk, kasur lipat, dan terpal.
Amran menegaskan bahwa pemerintah memastikan stok pangan aman dan cukup untuk mengatasi kondisi darurat di Sumatera. “Sesuai perintah Presiden, kami siapkan cadangan tiga kali lipat dari kebutuhan. Kita tidak akan membiarkan saudara kita kelaparan,” tegasnya.
Dengan kolaborasi lintas sektor dan pemanfaatan stok pangan nasional, pemerintah berharap penanganan bencana dapat berlangsung cepat, tepat sasaran, dan membantu mempercepat pemulihan masyarakat di wilayah terdampak.






