Jakarta – Penggunaan TV interaktif (Interactive Flat Panel/IFP) di sekolah luar biasa (SLB) kini menunjukkan dampak positif bagi proses pembelajaran murid berkebutuhan khusus. Program digitalisasi pembelajaran ini tak hanya membantu guru menyampaikan materi dengan lebih menarik, tetapi juga meningkatkan fokus, partisipasi, dan rasa percaya diri murid, serta mempermudah pemantauan oleh orang tua.
“Murid kami rata-rata tunagrahita, tunarungu, dan autis. Mereka biasanya memiliki fokus rendah, tapi dengan TV interaktif, perhatian mereka meningkat dan belajar menjadi lebih menyenangkan,” ujar guru Melda Novitasari di SLB B-C Alfiany, Jakarta Barat, dalam keterangan tertulis yang diterima Kamis (18/9/2025).
Lanjutnya, TV interaktif kini digunakan di seluruh kelas, mulai dari SDLB hingga SMALB, dengan berbagai materi mulai dari matematika hingga pembelajaran Al-Qur’an digital.
Hal senada diungkapkan oleh guru SLBN 1 Jakarta, Eko Wahyu Wijoyo Kusuma. Ia menyebut, penggunaan TV interaktif mendukung pendekatan multisensori, sehingga setiap anak dapat belajar sesuai kemampuan masing-masing. Semua fungsi—laptop, LCD, speaker, papan tulis—tersedia dalam satu perangkat, membuat persiapan pembelajaran lebih efisien.
Manfaat TV interaktif juga dirasakan oleh orang tua. Iqthoria Himma Rubayani, orang tua murid SLB B-C Alfiany, menceritakan, dalam pembelajaran bina diri, anak saya langsung mempraktikkan mencuci bajunya sendiri setelah melihat tutorial di TV interaktif. Selain itu, anak yang pemalu kini berani menulis dan menggambar secara langsung di layar.
Wali murid SLBN 1 Jakarta, Raden Riyandesi Saraswati, menambahkan, anaknya lebih fokus belajar karena pendekatan audio dan visualnya menarik. “TV interaktif benar-benar menjadi pendukung penting untuk meningkatkan konsentrasi,” ucapnya.
Program ini merupakan bagian dari digitalisasi pembelajaran yang digagas Kemendikdasmen, selaras dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025 mengenai percepatan pembangunan dan revitalisasi pendidikan, termasuk Sekolah Menengah Atas Unggul Garuda.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Tatang Muttaqin, menyatakan, tahun ini targetnya ada 2.360 SLB yang akan menerima perangkat TV interaktif, terutama di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. “Dengan alat ini, guru dapat menciptakan suasana belajar lebih efektif, murid lebih berdaya, dan potensi mereka bisa berkembang optimal,” papar Tatang.
Program TV interaktif di SLB diharapkan menjadi model pembelajaran inklusif, memperkuat upaya pemerintah dalam menghadirkan pendidikan berkualitas dan merata bagi anak berkebutuhan khusus, serta mendorong transformasi digital di sektor pendidikan.






