Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan pentingnya peningkatan kapasitas pencarian dan pertolongan (search and rescue/SAR) di tengah tingginya risiko bencana alam.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri peluncuran Indonesia International Search and Rescue (IISAR) di Spike Airdome PIK 2, Kabupaten Tangerang, Banten.
Pratikno menyampaikan bahwa Indonesia berada di kawasan ring of fire dengan potensi bencana alam yang sangat tinggi, mulai dari gempa bumi, erupsi gunung api, hingga fenomena hidrometeorologi. Karena itu, peningkatan kapasitas SAR menjadi kebutuhan strategis.
“Memang kita harus fokus untuk mencegah bencana, tetapi ketika bencana terjadi kita harus punya kekuatan luar biasa untuk menyelamatkan manusia,” ujar Pratikno seperti yang dikutip, Minggu (7/12/2025).
Melalui forum tersebut, ia secara khusus menyoroti situasi bencana besar yang sedang melanda wilayah Sumatra. Ia menegaskan bahwa penyelamatan nyawa adalah prioritas di atas segalanya.
Ia menambahkan, dampak bencana Sumatra jauh lebih luas daripada korban langsung, mengingat banyak warga yang terisolasi akibat akses transportasi putus, listrik padam, dan telekomunikasi lumpuh
“Oleh karena itu korban bencana tidak bisa dihitung dari siapa yang kena banjir, tetapi semua orang yang tidak kena banjir juga korban,” ujarnya.
Untuk menghadapi berbagai tantangan bencana yang semakin berat, Pratikno menekankan penguatan kapasitas penyelamatan bencana melalui tiga aspek utama, yaitu SDM yang cerdas, teknologi yang cerdas, dan kolaborasi yang cerdas.
“Saya merasakan sendiri ini bukan hanya masalah kerja keras tapi kita butuh smart. Smart SDM, Smart technology, smart collaboration, Kita harus belajar bersama-sama bagaimana kita menciptakan SDM yang smart dan juga memanfaatkan serta mengembangkan teknologi yang smart,” katanya.
Pemerintah, lanjutnya, mendukung penuh peningkatan kompetensi personel SAR. Bukan hanya pada keterampilan fisik, tetapi juga penguasaan teknologi mutakhir demi memastikan keselamatan korban maupun keselamatan tim penyelamat.
Teknologi cerdas dibutuhkan untuk pengambilan keputusan yang presisi (precision policy), operasi tanggap darurat, hingga fase rehabilitasi dan rekonstruksi. Pratikno juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas negara.
Forum IISAR diharapkan memperluas ruang belajar antarnegara, memperkuat adopsi teknologi, serta menghadirkan kolaborasi yang lebih efektif.
“Saya sungguh berharap IISAR ini bisa menjadi forum yang meningkatkan manusia yang cerdas untuk search and rescue, memanfaatkan dan mengembangkan teknologi cerdas untuk mitigasi, respon cepat, dan untuk rehabilitasi rekonstruksi, serta kolaborasi cerdas,” kata Pratikno.






