Jakarta – Menteri Luar Negeri RI Sugiono mengundang Mauritania untuk bersama-sama menangani isu Palestina dan konflik di kawasan Timur Tengah melalui kerangka Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Hal tersebut disampaikan Sugiono, saat menerima kunjungan perpisahan dari Duta Besar Mauritania Weddady Ould Sidi Haiba, melalui keterangan resmi, seperti dilansir laman Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Kamis (26/6/2025).
Sugiono mengusulkan penguatan kerja sama dengan Mauritania dalam bidang perdagangan, investasi, pembangunan berkelanjutan dan sosial budaya serta mendukung saling kunjungan antar pejabat kedua negara.
Dubes Haiba dinilai telah membina hubungan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Mauritania dengan baik.
Sebagai tanggapan, Dubes Haiba juga memberikan apresiasi dan mendukung peranan Indonesia dalam menangani isu Palestina di forum internasional.
Hubungan bilateral antara Indonesia dan Mauritania memiliki arti penting mengingat Mauritania merupakan negara mayoritas Muslim yang memiliki potensi strategis sebagai hub ekonomi di kawasan Sahel, Afrika.
Selain itu, Mauritania juga merupakan salah satu negara penerima hibah Indonesia dalam skema kerja sama Selatan-Selatan.
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Mauritania secara resmi dibuka melalui penandatanganan Joint Communique Concerning the Establishment of Diplomatic Relations di New York pada 26 September 2011.
Mauritania merupakan salah satu dari 57 negara anggota OKI yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
OKI adalah organisasi internasional yang anggotanya terdiri dari negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim dan bertujuan untuk memperkuat solidaritas dan kerja sama antara negara anggota di berbagai bidang, serta melindungi kepentingan dan hak-hak umat Islam di seluruh dunia.