Menu

Dark Mode
Gubernur Khofifah Tegaskan Peran Strategis Jawa Timur sebagai Penopang Utama Swasembada Gula Nasional 2026 Gubernur Khofifah Terima Penghargaan FSC Asia Pacific, NTE Hutan Rakyat Jatim Tertinggi Nasional Gubernur Khofifah Lepas 55 Transmigran Jatim, Bangun Harapan Baru Pemerataan Pembangunan Antarwilayah Wamenkomdigi Tekankan Keamanan Siber sebagai Keterampilan Hidup di Era Digital Hasil Medali SEA Games 2025 Thailand Memuaskan, Menpora Erick: Kekompakan Jadi Kunci Prestasi Rizki Juniansyah Persembahkan Emas di SEA Games 2025 dan Pecahkan Rekor Dunia

Daerah

Gubernur Khofifah: Literasi Digital Jadi Senjata Melawan Disinformasi, Ayo Budayakan Saring sebelum Sharing

badge-check


					Gubernur Khofifah: Literasi Digital Jadi Senjata Melawan Disinformasi, Ayo Budayakan Saring sebelum Sharing Perbesar

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh masyarakat untuk memaknai Hari Literasi Internasional dengan lebih komprehensif dengan membudayakan saring sebelum sharing. 

Pesan itu menurutnya sangat penting di tengah pesatnya arus informasi di era digital yang membutuhkan sikap bijak dari masyarakat. 

“Mari kita budayakan saring sebelum _sharing_ . Atau kita saring, pilah dahulu informasi yang didapatkan sebelum kita membagikan kepada yang lain," kata Gubernur Khofifah di peringatan Hari Literasi Internasional, hari ini, Senin (8/9). 

Pesan yang disampaikan Gubernur Khofifah juga sejalan dengan tema Hari Literasi Internasional yaitu "Promoting literacy in the digital era" atau yang artinya "Mempromosikan literasi di era digital." Yang mana digitalisasi telah mengubah cara kita belajar, hidup, bekerja, dan bersosialisasi, baik secara positif maupun negatif. 

Untuk itu, Khofifah menegaskan bahwa literasi harus menjadi kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap individu. Namun di sisi lain, digitalisasi yang tidak bisa dielakkan menjadi dimensi yang tidak boleh luput dari perhatian semua pihak.

"Kemampuan membaca menulis adalah hak dasar, tetapi digitalisasi juga menjadi sisi yang tidak terpisahkan saat ini," jelasnya.

Masifnya informasi melalui platform-platform digital kian tak terbendung terlebih sentuhan _Artificial Intelligence_ membuat takjub banyak orang. Oleh sebab itu, berliterasi secara komprehensif menjadi modal yang harus dimiliki.

"Informasi sangat masif beredar di dunia maya, AI membuat banyak orang harus lebih cermat dan teliti, kroscek dan konfirmasi atau tabayun sangat dibutuhkan agar informasi yang ada tidak ditelan mentah-mentah," jelasnya.

Namun ia menyebutkan bahwa memahami informasi tidak cukup dengan cara tekstual semata. Lebih dari itu, memahami informasi juga harus dlakukan secara kontekstual agar tidak terjadi penerimaan informasi yang sepotong atau tidak utuh.

"Masif dan cepatnya informasi juga harus diwaspadai bersama karena tidak jarang yang berisi hoax, ujaran kebencian dan provokasi," terangnya.

Sementara hoax, ujaran kebencian dan provokasi pun beredar dengan mudah, cepat juga dapat diterima setiap individu melalui gawai masing-masing. Lebih lanjut, hal-hal tersebut dapat menjadi potensi timbulnya kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.

"Banyaknya informasi yang kita terima juga harus diimbangi kemampuan untuk filtering, harus bijak menerima informasi dan tidak sembarang membagikan informasi, ini penting saat ini," imbuhnya.

Menurutnya, perangkat digital membantu memperluas kesempatan belajar dan mengakses informasi tetapi di sisi lain juga berisiko menciptakan marjinalisasi ganda terhadap pembelajaran literasi tradisional, juga dari manfaat era digital.

"Ini harus menjadi perhatian kita bersama,"tegasnya.

Di Jawa Timur sendiri Gubernur Khofifah bangga menyebutkan bahwa Nilai Tingkat Gemar Membaca (TGM) tahun 2024 Provinsi Jawa Timur sebesar 77,15. Angka ini masuk dalam kategori tinggi. 

Pun begitu dengan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Tahun 2024 Provinsi Jawa Timur yang berada di angka 78,60 dan masuk dalam kategori Sedang.

Namun begitu, menurutnya saat ini literasi tak lagi sekadar soal bisa membaca dan menulis, melainkan juga kemampuan untuk memahami, mengolah, dan memanfaatkan informasi dengan bijak. 

Literasi digital menjadi keterampilan penting agar seseorang mampu memilah mana informasi yang benar dan mana yang merupakan hoaks. 

"Kembali saya mengajak agar semua berliterasi dengan lebih komprehensif, saring _before sharing,_ kembali saring _before sharing,_ supaya tidak termakan dan tidak menyebar hoax serta provokasi," pesannya.

 

Baca Lainnya

Bukan Sekadar Teknologi, Khofifah Sebut Festival TIK Jatim 2025 sebagai Mesin Penggerak Transformasi Pendidikan.

16 December 2025 - 03:45 WIB

Dampak Ekonomi-Sosial Diprioritaskan, Gubernur Khofifah Janji Dua Jembatan Lumajang Tuntas Tepat Waktu

13 December 2025 - 02:57 WIB

APBD Provinsi Rp15,85 Miliar, Gubernur Khofifah Pastikan Perlindungan Sungai Gedangan dari Ancaman Luapan Air

5 December 2025 - 01:19 WIB

Berita Populer di Daerah