Menu

Dark Mode
Muhibah Angklung Bandung Pererat Persahabatan RI-Australia di Albert Hall Pertemuan Prabowo-Xi Jinping di Beijing Hasilkan Penguatan Poin Penting Kerja Sama Strategis Wamendagri Ingatkan Pemda untuk Pulihkan Kondisi usai Aksi Massa Dari Beras hingga Telur, Gubernur Khofifah Hadirkan Harga Pangan Terjangkau di Gresik Gubernur Khofifah Apresiasi Percepatan Pembukaan Jalur Gumitir, Sebut Strategis untuk Perdagangan dan Layanan Publik Ekspor Jatim Tumbuh 20,96 Persen, Gubernur Khofifah Perkuat Perdagangan Domestik dan Internasional

Nusantara

Antisipasi Urbanisasi Pascalebaran, DPRD Jatim Ajak Kepala Daerah Perkuat Ekonomi Desa

badge-check


					Antisipasi Urbanisasi Pascalebaran, DPRD Jatim Ajak Kepala Daerah Perkuat Ekonomi Desa Perbesar

Surabaya – Keberhasilan saudara merantau ke kota menjadi motovasi tingginya Urbanisasi ke Kota besar seperti Surabaya. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim mengingatkan perlunya penguatan antar kepala daerah untuk mencegah warganya mengadu nasib tanpa dibekali keahlian yang mumpuni, salah satunya kepala daerah Daerah harus perkuat ekonomi desa.

Anggota Fraksi Dapil Surabaya Fuad Benardi, mengingatkan para pemudik agar tidak sembarangan membawa teman atau saudara dari kampung halaman untuk mengadu nasib di Kota Pahlawan usai Lebaran. Menurutnya, datang ke kota besar tanpa bekal keterampilan justru bisa menjadi bumerang, bukan solusi.

“Jangan karena semangat kebersamaan saat mudik, lalu semua diajak ke Surabaya untuk cari kerja, padahal belum punya keahlian apa-apa. Niatnya bantu, tapi bisa jadi malah menjerumuskan,” ujar Fuad dikonfirmasi, Minggu (6/4/2025).

Fenomena urbanisasi, menurut Fuad, selalu muncul setelah arus balik Lebaran. Kota-kota besar seperti Surabaya menjadi tujuan favorit, namun tak semua pendatang siap bersaing di tengah kerasnya hidup perkotaan.

“Surabaya ini terbuka, tapi juga penuh tantangan. Banyak orang datang berharap pekerjaan, tapi kenyataannya tak sedikit yang akhirnya hidup serba pas-pasan karena tidak punya bekal keterampilan,” jelas putra mantan Wali kota Surabaya, Tri Rismaharini ini.

Fuad menilai urbanisasi yang tidak terkontrol dapat menimbulkan berbagai persoalan baru, mulai dari pengangguran, kemiskinan perkotaan, hingga meningkatnya beban sosial dan infrastruktur kota.

Ia mendorong agar para pemudik bijak mengambil keputusan. Daripada ikut-ikutan datang ke kota, lebih baik fokus membangun potensi di kampung halaman, apalagi jika belum memiliki keahlian khusus.

“Kalau memang belum siap, belum ada skill atau peluang jelas, sebaiknya tetap tinggal di daerah. Banyak potensi desa yang bisa dikembangkan asal kita kreatif dan mau belajar,” tambahnya.

Dirinya juga mengajak para kepala daerah Kabupaten/Kota dan pemerintah provinsi untuk memperkuat program pelatihan vokasi dan pemberdayaan ekonomi di daerah, agar masyarakat tak harus ke kota untuk sekadar mencari penghidupan.

“Kalau desa bisa maju, orang enggak perlu ke kota. Hal yang penting pemerataan pembangunan dan akses pelatihan kerja yang merata,”imbuhnya.

Seperti di Kota Surabaya, data triwulan pertama pada 2024 misalnya, terdapat kenaikan jumlah penduduk Surabaya sebesar 21.423 jiwa dibandingkan data penduduk pada akhir tahun 2023.

Jumlah tersebut membuat jumlah penduduk Surabaya menyentuh 3.009.286 jiwa hingga pertengahan Maret 2024.

Data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Surabaya pada Januari-Juni 2024, sebanyak dua kecamatan yang memiliki jumlah penduduk pindah masuk paling besar dari 31 kecamatan di Surabaya.Yakni, Kecamatan Kenjeran (2.230 jiwa), dan Kecamatan Tambaksari (1.684 jiwa). (MC Jatim/ida-pca/eyv)

Baca Lainnya

Pertemuan Prabowo-Xi Jinping di Beijing Hasilkan Penguatan Poin Penting Kerja Sama Strategis

4 September 2025 - 14:07 WIB

Wamendagri Ingatkan Pemda untuk Pulihkan Kondisi usai Aksi Massa

4 September 2025 - 13:45 WIB

Pertemuan Bilateral Presiden Prabowo dan Presiden Xi Perkuat Hubungan Indonesia-Tiongkok

3 September 2025 - 14:46 WIB

Berita Populer di Politik & Pemerintahan