Menu

Dark Mode
Gubernur Khofifah Dorong Implementasi KUHP Baru Lewat MoU Pidana Kerja Sosial dengan Kejati Jatim Gubernur Khofifah Terima Penghargaan Katalis Talenta AI SMA/SMK, Tegaskan Transformasi Digital Pendidikan Jatim Terus Dipercepat Gubernur Khofifah Raih Penghargaan Peduli KUA 2025, Tegaskan Komitmen Pemprov Jatim Perkuat Keluarga Sakinah Menpora Erick Sebarkan Semangat Olimpiade di Lapangan SEA Games 2025 Thailand Menpora Erick Dorong Pencak Silat Kembali Dipertandingkan di Ajang Asian Games BPKH Limited dan Siiru Perkuat Ekosistem Layanan Umrah Jamaah Indonesia

Daerah

Raih Penghargaan Jawa Pos Radar Madiun Awards 2025, Gubernur Khofifah Pastikan Pemberdayaan Perempuan di Jatim Dibarengi Pendampingan dan Edukasi

badge-check


					Raih Penghargaan Jawa Pos Radar Madiun Awards 2025, Gubernur Khofifah Pastikan Pemberdayaan Perempuan di Jatim Dibarengi Pendampingan dan Edukasi Perbesar

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak generasi muda untuk ikut menjadikan batik sebagai simbol gaya hidup berbudaya. Ajakan ini disampaikannya seiring dengan peringatan Hari Batik Nasional 2025 yang jatuh hari ini (2/10).

Gubernur Khofifah menegaskan, memakai batik bukan sekadar pilihan busana, melainkan wujud mencintai karya budaya  bangsa sekaligus menumbuhkan rasa bangga pada warisan leluhur.

“Ketika kita memakai batik maka kita ikut merayakan budaya Indonesia, sekaligus menunjukkan rasa bangga terhadap warisan batik yang kaya nilai seni dan filosofi,” ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (2/10).

Menurutnya, atmosfer kebanggaan terhadap batik harus ditularkan kepada generasi muda agar tidak hanya mengenal, tetapi juga menjadikan batik bagian dari keseharian.

“Atmosfer seperti ini yang harus kita tularkan kepada generasi muda supaya ikut menjadikan batik sebagai simbol gaya hidup. Batik ini akar budaya yang tidak lekang waktu, bahkan tetap relevan dengan gaya hidup modern,” tambahnya.

Khofifah melanjutkan, generasi muda dapat menggunakan batik sebagai bentuk partisipasi sekaligus pelestarian budaya. Selain itu, bangga berbatik juga diartikan cinta pada produk budaya lokal. Terlebih saat ini, batik kekinian maupun tradisional memiliki banyak variasi dan jenis.

“Kalau teknik pembuatannya sangat beragam, ada batik tulis, batik lukis, batik cap sampai batik printing. Kalau berdasarkan motif ada yang kontemporer maupun motif klasik,” tambahnya.

Tak hanya itu, Khofifah mengatakan saat ini, ada juga batik kekinian atau batik motif tradisional yang ditata ulang menjadi desain kontemporer atau motif yang lebih modern tapi tetap ada akar budaya yang melekat.

“Makanya setiap kali saya berkunjung ke kota kabupaten di Jatim saya berusaha untuk selalu beli batik, supaya update batik apa yang sedang tren. Bahkan beberapa hari lalu saat Misi Dagang di Palembang saya juga beli beberapa jenis batik khas sumatera selatan,” ungkapnya.

“Kalau tidak bisa secara langsung berkunjung ke toko, opsinya lewat situs jual beli online juga banyak,” imbuhnya.

Atas pengalaman mengenali  batik sampai ke pelosok negeri itulah, tambah Khofifah, akhirnya memberikannya inspirasi membuat wastra karya motif Batik Gerbang Baru Nusantara, yang baru saja diluncurkan dalam rangkaian acara Jatim Fest 2025 yang diselenggarakan di Grand City Surabaya pada Senin (1/10).

Ia menilai, peluncuran batik Gerbang Baru Nusantara ini terasa lebih bermakna karena dikenalkan secara umum sehari sebelum peringatan Hari Batik Nasional. Ia meyakini launching ini merupakan kombinasi karya yang memadukan kebanggaan masa lalu, keteguhan masa kini, dan optimisme masa depan dalam simbol kebudayaan Jawa Timur.

“Peluncuran ini sekaligus memperlihatkan bagaimana kekuatan sejarah dan budaya Jawa Timur dihidupkan kembali melalui karya wastra batik, yang bernilai estetika dan sarat makna filosofis,” tegasnya.

“Motif Gerbang Baru Nusantara menampilkan Surya Majapahit, yang tidak hanya berfungsi sebagai ragam hias, namun juga menjadi simbol kejayaan, kebesaran, dan pencerahan dari masa gemilang Kerajaan Majapahit,” ungkapnya.

Lebih jauh, Khofifah menegaskan bahwa pelestarian batik juga bermakna menjaga identitas bangsa dan memperkuat persatuan. Pemprov Jatim bahkan telah mengeluarkan Pergub Jatim Nomor 15 Tahun 2025 yang mewajibkan seluruh ASN maupun non-ASN mengenakan batik pada Hari Batik Nasional.

“Hari ini, tanggal 2 Oktober, semua ASN dan non-ASN dilingkup Pemprov Jatim memakai pakaian batik. Mari kita bersama-sama ikut melestarikan identitas bangsa Indonesia dan memperkuat persatuan lewat batik,” pungkasnya.

 

Baca Lainnya

Dampak Ekonomi-Sosial Diprioritaskan, Gubernur Khofifah Janji Dua Jembatan Lumajang Tuntas Tepat Waktu

13 December 2025 - 02:57 WIB

APBD Provinsi Rp15,85 Miliar, Gubernur Khofifah Pastikan Perlindungan Sungai Gedangan dari Ancaman Luapan Air

5 December 2025 - 01:19 WIB

APBD Provinsi Rp15,85 Miliar, Gubernur Khofifah Pastikan Perlindungan Sungai Gedangan dari Ancaman Luapan Air

5 December 2025 - 01:17 WIB

Berita Populer di Daerah