Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) terus memperkuat langkah menuju Kemandirian Kecerdasan Artifisial (Sovereign AI) di Indonesia. Salah satu strategi utama yang ditempuh adalah memperluas program AI Talent Factory (AITF) dengan melibatkan para pakar kecerdasan artifisial asal Indonesia yang berkarier di luar negeri untuk membimbing generasi muda Tanah Air.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, menyatakan, strategi ini mencontoh keberhasilan India yang mampu membangun ekosistem AI mandiri dengan memanfaatkan kekuatan diaspora teknologi mereka.
“Jika mau membangun sovereign AI, kita harus membuka pikiran dan belajar dengan negara yang sudah mencobanya. Kita lihat India dengan sovereign AI lab mencoba menciptakan ekosistem kecerdasan artifisial yang mandiri untuk perkembangan ekonomi,” ujar Wamen Nezar dalam acara Catalyst Policy Works bertema “Menjelajahi Peta Jalan Kecerdasan AI Nasional, Pijakan untuk Berdikari?” di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta Pusat, pada Kamis (18/12/2025).
Nezar menjelaskan, India pada awalnya mengekspor talenta digitalnya ke berbagai negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, hingga Tiongkok. Namun, pemerintah India kemudian melakukan investasi besar dengan membiayai ribuan startup dan memberikan insentif agar para ahli tersebut kembali ke tanah air dan membangun pusat inovasi teknologi di Bangalore.
Melihat pola tersebut, Nezar meyakini Indonesia memiliki potensi sumber daya manusia yang tidak kalah kuat. Saat ini, banyak talenta Indonesia yang berkiprah di perusahaan teknologi global, termasuk di DeepMind Inggris.
“Kemkomdigi mengontak sejumlah talent Indonesia yang ada di sana. Kami meminta mereka mengajarkan para mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi kita yang bersemangat mendalami teknologi ini dalam satu program yang kita sebut AI Talent Factory,” jelasnya.
Program AI Talent Factory saat ini telah berjalan di Universitas Brawijaya melalui skema pendidikan intensif selama empat bulan, dengan pendekatan berbasis kasus nyata (use case) dan pendampingan langsung dari para ahli.
Ke depan, Kemkomdigi berencana memperluas implementasi AITF ke sejumlah perguruan tinggi lain sebagai bagian dari intervensi negara dalam mempercepat penguatan talenta AI nasional.
“Nanti akan menyusul di ITS (Institut Sepuluh November) dan juga UGM (Universitas Gajah Mada) pada tahun 2026. Ini salah satu bentuk intervensi negara untuk mengakselerasi pertumbuhan AI talent di negeri kita dan memperkuat strategi menuju Sovereign AI,” tegas Nezar.
Dengan perluasan AI Talent Factory dan keterlibatan diaspora, Wamenkomdigi optimistis Indonesia mampu membangun ekosistem kecerdasan artifisial yang mandiri, berdaya saing, serta mampu menempatkan Indonesia sejajar dalam peta teknologi global.






